Minggu, 28 Agustus 2011

AWAL KEHANCURAN



Jika sang Pencipta mememerintahkan untuk membalikkan semesta
Mengakhiri kehidupan pertama ini
Ia memerintahkan peniup sangkakala
Untuk kehancuran semesta
Tiupan sangkakala melepaskan segala yang mengikat
Terlepaslah segala hal yang mengikat diantara bnagian bagian semesta
Bumi bergetar dan berguncang keras
Gunung-gunung menumpahkan isi perutnya
Menjadi kapas- kapas yang berhamburan

Langit meledak dengan keras
Rusaklah seluruh aturan
Bintang-bintang pecah dan matahari gelap gulita
Hilanglah seluruh cahaya
Isi semesta kehilangan eksistensinya
Luluhlah semua komposisi langit
Peredaran isi langit berantakan
Bagaikan tembaga yang luluh sempurna
Alam menjadi kabut dan asap
Sebagaimana sebelum keberadaan bumi diciptakan sang Khalik
Sebagai awal kehancuran alam semesta

( Dipetik dari Tamasya ke Negeri Akhirat oleh Syaikh Mahmud al-Mishri )
27 Agustus 2011/ramadhan 1432,

Sabtu, 27 Agustus 2011

SURAT-SURAT CINTA



Karya : Musni Japrie

Telah kuterima surat-surat cinta- Mu
S urat-surat yang penuh dengan kata menawan
Hangat, mesra dan menggairahkan
Kata tersusun indah.lebih indah dari karya besar Sastrawan
Surat-surat cinta –Mu yang mendebarkan
Surat-surat cinta-Mu yang menjanjikan
Hari besok penuh Kebahagian dan kenikmatan
Surat-surat cinta-Mu mengingatkan
Hari besok penuh duka menyakitkan

Warna warni bunga nan harum mewangi
Kicauan burung bagaikan sebuah simfoni
Paduan keindahan dalam pelangi
Menggoda hati
Mabuk dengan secawan anggur merah dalam canda dan nyanyi
Terlupakan akan janji
Terjatuh dan terpuruklah diri

Wahai kekasihku yang paling tercinta
Aku berkhianat membagi cinta
Bercinta dengan dunia
Kepada-Mu kupalingkan wajah memelas pinta
Demi cinta-Mu tolong aku terbebas dari siksa
Hanya kepada Engkau tempat meminta
Kepada-Mu aku menyapa
Engkaulah pelabuhan terakhir tempat aku melabuhklan cinta

Samarinda, Jumat 21 Sya'ban 1432
Diposkan oleh Abu Farabi al-Banjari di 17:20
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

Jumat, 26 Agustus 2011

"Hanya Dusta "



Katanya beriman kepada Allah Yang Maha Tunggal
Tidak ada Ilah selain Dia
Dia Yang Maha berkuasa tidak tertandingi
Tapi kenapa didustakan
Melarungkan sesajen di laut
Mempersembahkan ritual pesta bumi
Menyembelih hewan untuk selain Dia
Kita percaya selain Dia masih ada Ilah-ilah lain
Sungguh ternyata masih ada dusta

Katanya beriman kepada malaikat
Namun ingkar akan dua pencatat kebaikan dan keburukan
Tidak pernah malu berbuat kedzaliman dan kemaksiatan
Tidak pernah merasa takut akan pertanyaan Munkar dan Nakir
Tidak pernah malu kepada malaikat yang selalu bertasybih

Katanya beriman kepada Kitab-kitab Allah
Namun al-Qur’an tidak dijadikan pelita hati
Ayat-ayat al-Qur’an dibacakan untuk yang mati
Kitabullah hanya sebagai lantunan musabaqah

Katanya beriman kepada para Rasul
Muhammad Rasul-Nya terakhir
Diicintai sepenuh hati
Tapi sunnahnya diabaikan dan diingkari
Bid’ah dijadikan kebanggaan dibela sepenuh hati
Teladan Rasul diterlantarkan dan ditinggalkan

Katanya beriman kepada hari akhir
Percaya akan hari perhitungan
Percaya adanya hidup abadi sesudah kematian
Percaya akan keberadaan surga dan neraka
Namun selalu bergaul dengan perbuatan maksiat
Larangan dijadikan sahabat
Perintah wajib dilupakan

Katanya beriman kepada takdir
Kehendak-Nya pasti terjadi
Keputusan-Nya pasti terealisasi
Tapi ketetapan-Nya diingkari
Rezeki dari-Nya tidak disyukuri
Semuanya hanyalah dusta belaka

Minggu terakhir Ramadhan 1432 H

MISKINNYA PENGETAHUAN AGAMA MENYEBABKAN MERAJALELANYA SYIRIK



P e n d a h u l u a n


Upaya pengentasan kemiskinan yang melanda sebagian penduduk negeri yang mayoritas muslim ini menjadikan kita sibuk untuk mengejar pemenuhan kebutuhan hidup b erupa materi. Padahal disatu sisi ada kemiskinan yang lebih parah yang dilupakan oleh banyak orang, dimana kemiskinan ini melanda hampir sebagian besar penduduk .Persentasenya Jauh lebih besar dari kemiskinan akan materi. Karena kemiskinan ini tidak hanya melanda kaum duafa atau fakir miskin dari harta tetapi juga melanda kaum yang berada. Tidak saja melanda mereka-mereka yang berpendidikan rendah tetapi juga melanda mereka-mereka yang berpendidikan tinggi. Kemiskinan ini
melanda hampir semua kalangan kaum muslimin.
Kemiskinan yang melanda sebagian terbesar umat islam tersebut sebenarnya tidak disadari, mereka umumnya menjalaninya dengan senang hati tanpa beban karena tidak berpengaruh secara langsung terhadap fisik sebagaimana yang dirasakan kalau mereka miskin terhadap materi. Mereka tidak menyadari bahwa kemiskinan yang melanda hidup mereka tersebut akan berbuntut panjang kelak dan bahkan akan membawa derita yang berkepanjangan.
Kemiskinan tersebut tidak lain adalah berkaitan dengan kurangnya penguasaan umat akan ilmu yang berkaitan dengan syari’at islam yang dijadikan pegangan dalam beragama. Sehingga dengan miskinnya akan syari’at yang telah digariskan baik oleh al-Qur’an maupun oleh as-sunnah yang mereka lakukan baik dalam beraqidah dan beribadah serta bermuamalah berakibat sangat jauh melenceng dari tuntutanan.
Sebenarnya miskinnya penguasaan terhadap ilmu yang syar’i berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah tidak saja ada dilingkungan orang-orang yang awam, tetapi juga meliputi kalangan yang disebut-sebut sebagai da’i, ustadz/ustazdah, guru-guru agama bahkan juga sebagian orang-orang yang mengaku sebagai ulama.
Fenomena kemiskinan sebagian besar umat muslim dinegeri ini akan ilmu syari’at yang berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunah sangat nampak nyata dalam kehidupan sehari-hari ditengah-tengah masyarakat, baik yang berkaitan dengan aqidah maupun ibadah dan muamalah yang tidak sejalan dengan tuntunan syari’at.

Miskin pengetahuan tentang tauhid

Kaum muslimin mengaku taat dan cinta kepada Allah dan Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, tetapi pada praktek kehidupan sehari-harinya mereka banyak membelakangi Allah dan Rasul, tidak menta’ati segala apa yang diperintahkan dan tidak menjauhi apa yang menjadi larangan..
Karena miskin terhadap pengetahuan mengenai ilmu tentang tauhid dalam islam, dimana-mana sering kita melihat masyarakat melakukan kegiatan ritual pemberian sesajen sebagai sesembahan bagi penguasa laut, bumi, gunung dan lain-lainnya sebagai ungkapan terimakasih atas rezeki dan keselamatan dan perlindungan yang diberikan kepada mereka oleh yang dianggap sebagai penguasa tersebut. Ritual tersebut nyata-nyata sebagai perbuatan syirik, karena mengakui adanya kekuatan lain atau penguasa lain dialam ini selain Allah. Namun para pelaku syirik tersebut berdalih bahwa yang mereka lakukan adalah dalam rangka melestarikan adat budaya tradisi warisan leluhur dan hanyalah sekedar pesta adat. Mereka mengaku sebagai kaum yang beriman kepada Allah sebagaimana yang diikrarkan dalam pengucapan duakalimah syahadat, mengakui bahwa Allah itu maha pencipta, tetapi mereka melakukan penyembahan dan meminta perlindungan kepada selain –Nya. Padahal dalam al-Qur’an Allah Subhanaahu wa Ta’ala
Berfirman :
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mu'min, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.
( QS. Muhammad : 19 ).
Dilain tempat dalam al-Qur’an dicantumkan firman Allah :
وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِ اللّهِ لاَ يَخْلُقُونَ شَيْئًا وَهُمْ يُخْلَقُونَ
Dan sesembahan –sesembahan yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang.( QS. An Nahl : 20 )
Firman Allah Subhanaahu wa Ta’ala :
وَيَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَضُرُّهُمْ وَلاَ يَنفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَـؤُلاء شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللّهِ قُلْ أَتُنَبِّئُونَ اللّهَ بِمَا لاَ يَعْلَمُ فِي السَّمَاوَاتِ وَلاَ فِي الأَرْضِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfa'atan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi [678]?" Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan (itu). ( QS.Yunus : 18
Allah berfirman :-
وَلاَ تَدْعُ مِن دُونِ اللّهِ مَا لاَ يَنفَعُكَ وَلاَ يَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ
Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa'at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zalim". ( QS. Ynus :106)
Dilain surah Allah berfirman :
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِندَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan. (QS. Al’ankabuut : 29)
Kebanyakan orang-orang mengingkari apa yang telah ditetapkan Allah, dan berpegang kepada pendapat akal dan perasaan semata ataun apa yang disampaikan oleh ustadz, tuan guru atau kiayi meskipun bertentangan dengan Al-Qur’an.
Miskinnya penguasaan ilmu yang berkaitan dengan pentauhidkan Allah nampak pula dari ulah kebanyakan umat islam yang melakukan penyembelihan hewan untuk selain Allah, dimana kebiasaan mereka apabila ada pekerjaan atau proyek pembangunan jalan atau jembatan atau membuka tambang sebelum dimulai pekerjaan mereka melakukan penyembelihan hewan dan kepala nya dikubur sebagai bentuk sesembahan kepada makhluk gaib ditempat itu agar kegiatan yang mereka lakukan tidak mengalami hambatan dan diberikan izin oleh jin penunggunya.
Penyembelihan hewan untuk selain Allah seperti yang dilakukan tersebut diatas merupakan bagian dari bentuk syirik yang diharamkan Allah. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullas shalallahu’alaihi wa salllam dalam sabda beliau :
“ Allah melaknat siapa saja yang menyembelih binatang untuk selain Allah “
Bukti lain yang menunjukkan bahwa sebagian besar umat islam di negeri ini ternyata sangat miskin akan ilmu yang berkaitan dengan mentauhidkan Allah ditunjukkan pula dengan ramainya orang-orang yang berziarah ke kuburnya para wali dan kubur-kubur yang dikeramatkan untuk beribadah dan meminta kepada wali atau orang yang dikramatkan tersebut agar mengabulkan hajat mereka.Ziarah ke kubur tersebut malah dipimpin oleh ustadz, tuan guru atau kiayi dari pesantren. Banyak umat islam yang sengaja melakukan syafar meninggalkan kampung berangkat secara berombongan ke kubur para wali atau ke kubur kramat dengan nama tour wisata relegius. Bahkan rombongan tersebut kebanyakan dari majelis ta’lim dari berbagai pelosok.
Melakukan itikaf dan ibadah-ibadah lainnya bahkan sholat diatas kuburan dan meminta hajatnya dikabulkan, menurut yang memimpin rombongan ziarah (ustadz, tuan guru atau kiayi) bukanlah perbuatan syirik, karena yang mereka lakukan tersebut hanyalah bertawassul kepada roh wali atau orang yang dikramatkan yang ada di dalam kubur. Padahal sebenarnya bertawassul kepada orang yang sudah mati termasuk yang diharamkan oleh syari’at.Tapi karena mereka-mereka yang berziarah termasuk para pembimbing atau pimpinan rombongan termasuk orang-orang yang miskin atau terbatas kemampuan akan ilmu, maka terjadilah penyimpangan dalam hal aqidah mereka.
Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam melarang kuburan para nabi dan orang-orang shaleh dijadikan sebagai masjid dengan melakukan berbagai ibadah seperti membaca al-Qur’an, sholat, itikab dll. Dalam shahih Muslim dari Jundub bin Abdullah bahwa Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam berkata lima kali sebelum meninggal :
“ Bahwa orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid
Karena itu ingat, janganlah kalian menjadikan kuburan-kuburan sebagai masjid. Aku melarang kalian berbuat demikian “
Dalam Al Shahihain dari Aisyah bahwa Nabi Shalallahu’alaihi wa sallam berkata sebelum meninggal :
“ Allah mengutuk orang-orang yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah “
Selain contoh yang dikemukakan tersebut diatas banyak lagi contoh-contoh lain yang menggambarkan terjadinya perbuatan syirik kepada Allah yang dilakukan oleh sebagian orang-orang yang mengaku sebagai muslim dikarenakan miskinnya pengetahuan mereka tentang tauhid dalam agama islam. Contohnya antara lain banyaknya orang-orang yang percaya dan datang kepada dukun dan tukang-tukang sihir untuk b erbagai kepentingan, baik untuk meminta pengobatan, meminta jodoh, meminta pesugihan, mendzalimi orang-orang yang tidak disenangi, meminta penglaris, pengasih dan banyak lagi kepentingan lainnya.
Syari’at Islam sangat melarang umatnya berhubungan dengann tukang sihir, sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah surah Al-Baqarah ayat 2 :
“sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”
Selain dari itu Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radiallahuu anhum, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam bersabda : “ Jauhilah tujuh perkara yang membawa kepada kehancuran “ Para sahabat berkata , “ Wahai Rasulullah apakah tujuh perkara itu?. Beliau berkata, “ Syirik kepada Allah, sihir,membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allahkecuali dengan sebab yang dibenarkan agama, memakan riba, memakan harta anak yatim, membelot (desersi) dalam peperangan dan melontarkan tuduhan zina terhadap wanita-wanita yang terjaga sdari perbuatan dosa sedangkan ia tidak tahun menahu tentangnya dari berimana (kepada Allah) ”
Begitu pula halnya syari’at Islam melarang umatnya untuk datang kedukun dan mempercayai mereka, sebagaimana yang digariskan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam dalam sabda beliau yang diriwayatkan Abu daud d ari Abu Hujrairah radialaahu anhum dari Nabi, beliau bersabda :” Barang siapa mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya maka ia benar-benar kafir terhadap apa ytang diturunkan kepada Muhammad “
Dihadits lain disebutkan dari Imran bin Hushain radhialahuu ‘anhum secara marfu :
“ Tidak termasuk golongan kami orang yang meramal atau meminta diramal, dan orang melakukan praktek perdukunan atau orang yang meminta ditangani dukun, menyihir atau memninta disihirkan B arang siapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya,maka ia benar-benar kafir terhdap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad ( HR . Riwayat Al Bazzar. Atth-Thabarani )
Syari’at Islam secara tegas melarang umatnya berhubungan dengan para tukang sihir dan para dukun serta mempercayai mereka, tetapi pada prakteknyha banyak sekali dari kalangan umat yang melakukannya, ini tiada lain karena miskinnya pengetahuan mereka akan hal-hal yang dilarang.
Miskinnya akan pengetahuan sebagian besar umat Islam terhadap hal-hal yang berkaitan dengan ketauhidan menyebabkan mereka menggantungkan nasib mereka kepada jimat-jimat, benda-benda pusaka dan barang-barang bertuah lainnya yang dikramatkan dan dianggap oleh mereka dapat memberikan berbagai dan manfaat.Padahal Islam sejak awal juga telah menggariskan larangan akan hal penggunaan jimat tersebut.
Hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Uqbah bin Amir secara marfu:
“ Barang siapa menggantungkan tamimah ( jimat) , semoga Allah tidak mengabulkan keinginannya
Danbarang siapa menggantungkan wada’ah (kerang) semoga Allah tidak member ketenangan pada dirinya” Disebutkan dalam riwayat lain, “Barang siapa menggantungkan tamimah (jimat) , maka dia telah berbuat syirik.”
Imam Ahm ad meriwayatkan dari Imran bin Hushain radhiallahuu ‘anhum, bahwa Nabi shalallahu’alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang ditangannya terdapat gelang kuningan. Lalu beliau bertanya : “ apakah ini ?”Orang itu menjawab : “ Penangkal sakit “ Nabi pun bersabda : “Lepaskan itu, karena dia hanya akan menambah kelemahan pada dirimu. Sebab jika kamu mati sedang gelang itu masih ada pada tubuhmu, kamu tidak akan beruntung selama-lamanya,.”
Meskipun syari’at secara tegas melarang penggunaan jimat,namun banyak kaum muslimin yang menggunakannya, hal ini tiada lain miskinnya mereka terhadap pengetahuan yang berkaitan dengan syari’at.

Miskin Pengetahuan tentang as-Sunnah Rasul

Selain merajalelanya prilaku syirik ditengah-tengah masyarakat muslim, tidak kalah pula berkembang dengan pesatnya ibadah yang bersifat bid’ah yang tidak sejalan dengan as-Sunnah Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam.
Berkembangnya bid’ah tersebut tidak lepas dari peran para da’I, ustadz, tukang khotbah, tuan guru, kiayi dan ulama yang mengajarkan agama kepada jama’ahnya yang lebih suka menggunakan hadits-hadits dha’if dan ma’udhu sebagai dalil dan argumentasi dalam memberikan pengajaran .Mereka kebanyakan lebih mengedepankan pertimbangan akal,pikiran dan perasaan serta hawa nafsu ketimbang dalil yang shahih. Mereka meninggalkan cara beragamanya para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in dan para imam mazhab serta ulama salafus shalih yang secara murni mengambil dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam.
Banyak sekali gambaran ibadah-ibadah bid’ah yang berkembang dan dilakukan secara rutin oleh masyarakat muslim, yang pada kesempatan ini diketengahkan beberapa contoh saja.
Dimana-mana selamatan peringatan hari kematian yang disebut haulan atau kenduri arwah sudah merupakan suatu kelaziman dilakukan dan keluarga yang meninggal merasa masih mempunyai sangkutan hutang pada yang meninggal apabila tidak dilakukan kenduri arwah setelah meninggalnya mulai 3 hari, 7 hari, 25 hari, 40 hari, 100 hari sampai setahun dan seterusnya tiap tahun dilakukan hal yang sama. Padahal kegiatan yang disebutkan sebagai ibadah tersebut samasekali tidak ada tuntunannya.
Imam Syafi’I sebagai imam mazhab Syafi’I yang menjadi panutan oleh hampir sebagian terbesar masyarakat di Indonesia tidak membenarkan hal tersebut
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata dalam kitabnya “Al-Umm”:“Dan aku membenci membuat perkumpulan iaitu berkumpul,walaupun dalam majlisitu tidak terdapat tangisan (ratapan) kerana sesungguhnya perkara itu (berkumpul)akan mengembalikan kesedihan dan memberikan beban berdasarkan atsar yang telah lalu. (Al-Umm)
Yang dimaksudnya atsar oleh Imam Asy-Syafi’i tersebut adalah atsar yang diriwayatkan oleh Jarir bin Abdulullah Al-Bajali radhiallahu ‘anhu:“Kami mengira berhimpun orang ramai kepada ahli si mati dan membuat makananselepas pengkebumiannya adalah sebahagian dari ratapan kematian.”(Hadis riwayat Ahmad dalam Musnadnya)
Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah mengulas perkataan Imam Asy-Syafi’idi atas tadi dengan mengatakan:“Imam Asy-Syafi’i dan ulama-ulama yang lain berpendapat berdasarkan dalil yang lain bahwa perbuatan itu(yakni mengadakan perkumpulan) adalah merupakan perkara yang baru.”(Al-Majmu’)
Selain upacara peringatan kematian atau haulan atau kenduri bagi arwah
Ditengah-tengah masyarakat muslim juga sudah suatu kelaziman untuk mengirimkan pahala bacaan al-Qur’an yang dilakukan orang-orang yang melayat ditempat orang kematian, atau juga pada setiap hari juma’at dimana jama’ah jumat dimintakan untuk membaca surah al-Fatihah yang pahalanya untuk para arwah dari keluarga yang memberikan sumbangan/sedeqah pada masjid. Begitu pula mereka yang berziarah ke kubur selalu membacakan surah yasin dll.
Bagaimana pendapat Imam Syafii tentang baca Al Quran untuk orang yang telah meninggal? Dalam Tafsir Ibnu Kasir surah An Najm ayat 39: "Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya." Ibnu kasir mengatakan "Dari pada ayat ini, telah keluar hukum dari Imam Syafi'i, sesungguhnya pahala bacaan-bacaan Quran ini tidak sampai kepada si mati, sebab itu bukan amalan orang mati dan bukan usaha orang mati, perkara inipun tak pernah disunnahkan oleh Nabi, dan amalan ini tak ada seorangpun shahabat nabi yg mengerjakan".
Selanjutnya Ibnu Kasir menambahkan perkataan Imam Syafi'i "Kalaulah menghadiahkan pahala ini kepada simati sampai dan itu baik, niscaya hal ini sudah dikerjakan pertama sekali oleh Nabi Sallallahu 'alaihi wassalam dan oleh Para Sahabat."
Adapun amalan membaca Al-Qur’an untuk dihadiahkan kepada si mati. Maka dalam masalah ini Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan tentang pendapat jumhur dalam mazhab Syafi’i yaitu kata beliau:
“Dan adapun pembacaan Al-Qur’an, maka yang masyhur dari mazhab Syafi’i bahawa ianya tidak sampai kepada mayat sedangkan sebahagian sahabatnya mengatakan: Pahalanya sampai kepada mayat.” (Syarah An-Nawawi ‘ala Muslim, dalam Al-Maktabah Asy-Syamilah, 1/25)
Firman Allah Ta’ala:
وَأَنْ لَيْسَ لِلإِنْسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى
Maksudnya: “Dan bahawasanya seseorang manusia tiada memperoleh selain
apa yang telah diusahakannya.” (Surah An-Najm: 39)
Al-Hafiz Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
“Dan melalui ayat yang mulia ini, Imam Asy-Syafi’i rahimahullah dan para pengikutnya mengistinbatkan hukum bahwa pahala bacaan (Al-Qur’an) yang dihadiahkan kepada orang mati tidak sampai kepadanya kerana bukan dari amal mereka dan bukan usaha mereka (orang mati). Oleh kerana itu, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah mensunnahkan umatnya dan menganjurkan mereka melakukan perkara tersebut, serta tidak pula menunjukkan kepadanya (menghadiahkan bacaan kepada orang mati) walaupun dengan satu nas (dalil).” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim)
Al-Haitami rahimahullah yang merupakan ulama dalam mazhab Syafi’i
berkata dalam kitabnya Al-Fatawa Al-Kubra Al-Fiqhiyah:
“Si mati tidak boleh dibacakan apa pun berdasarkan keterangan yang mutlak dari ulama
mutaqaddimin (terdahulu) bahawa bacaan (yang pahalanya dikirmkan kepada si mati)
adalah tidak dapat sampai kepadanya, sebab pahala bacaan itu adalah untuk pembacanya
sahaja. Sedangkan hasil amalan tidak dapat dipindahkan dari amil (yang mengamalkan)
perbuatan itu berdasarkan firman Allah (yang bermaksud): “Dan bahawasanya seseorang
manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.”

Termasuk perbuatan bid’ah yang sudah mendarah daging dalam kehidupan
Sebagian terbesar umat muslim di Indonesia yang bermazhab Syafi’i adalah berdzikir
dengan suara keras secara berjama’ah setelah sholat fardhu dipimpin oleh imam.
Dalam hal ini Imam Syafi’i b erkata :
“Imam dan makmum boleh memilih sama ada ingin berzikir kepada Allah (atau tidak) selepas solat. Dan mereka hendaklah memperlahankan zikir kecuali dia merupakan seorang imam. Imam wajib mengajari makmum berzikir, maka hendaklah dia kuatkan zikirnya sehingga dia melihat bahawa telah dipelajari darinya (zikir-zikir tersebut). Kemudian hendaklah dia perlahankan semula. (Al-Umm, )
Kemudian Imam Syafi’i juga menyebutkan :
“Aku berpendapat baginda (Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam) menguatkan suara ketika
berzikir hanya untuk seketika sahaja. Tujuannya agar para sahabat dapat mempelajari
zikir itu daripadanya. Ini kerana, kebanyakan riwayat yang telah kami tulis sama ada bersama kitab ini (Al-Umm) atau selainnya langsung tidak menyebut adanya bacaan tahlil atau takbir selepas baginda memberi salam. Kadang-kadang riwayat yang datang menyebut baginda berzikir selepas solat seperti apa yang aku nyatakan (secara kuat) dan kadangkala baginda beredar (meninggalkan saf) tanpa berzikir. Menurut apa yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah, baginda tidak berzikir secara kuat selepas solat. Oleh itu, aku berpendapat bahawa baginda tidak akan duduk sama sekali kecuali berzikir tanpa dikuatkan suara.” (Al-Umm)

Bid’ah lain yang sudah dijadikan sebagai agenda tetap untuk dilakukan adalah
Penyelengaraan beberapa peringatan yang disebut hari besar islam seperti peringatan MaulidNabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam, peringatan Isra Mi’raj, peringatan malam NuzulQur’an yang dilaksanakan secara berjama’ah
Termasuk ke dalam perkara bid’ah adalah dzikir berjama’ah dengan suara keras sambil menangis, membaca surah yasin secara beramai-ramai dengan suara keras dan membaca shalawat buatan para penya’ir yang didalamnya terdapat kalimat pujian berlebihan kepada nabi Muhammad shallalahu’alaihi wa sallam seperti shalawat Nariah, barzanzi, burdah, shalawat al-patih dll.
Semua yang disebutkan diatas termasuk bid’ah karena tidak ada satupun dalil yang menyebutkan bahwa Rasulullah dan para sahabat beliau pernah melakukannya atau pernah mencontohkannya sehingga dapat dijadikan pijakan dasar hukum.
Beberapa hadits yang shahih menyebutkan ditolaknya amalan yang bersifat bid’ah, antara lain hadits dari Aisyah , ia berkata “ telah bersabda Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam : “ Barang yang mengerjakan sesuatu amal yang tidak ada keterangannya dari Kami ( Allah dan rasul-Nya), maka tertolaklah amalannya “(HR. Muslim )
Di hadits yang lain disebutkan : “Amma ba’du. Maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah ( al-Qur’an) dan sebaik-baik petunjuk ad alah petunjuk Muhammad shallalahu’alaihi wa sallam.Dan sejelek-jelek urusan adalah yang baru ( muhdats ) dan setiap muhdats adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
(HR. Muslim )
Berkembangnya bid’ah di tengah-tengah masyarakat muslim hampir disemua kalangan tidak lain adalah karena miskin n ya pengetahuan mereka akan as-Sunnah Rasul, dan mereka beranggapan apa saja yang diajarkan atau disampaikan oleh para da’I, ustadz, tuan guru, kiayi atau tukang khotbah sudah benar dan patut untuk diikuti, meskipun apa yang disampaikan tersebut tidak b erdasarkan dalil yang shahih. Sedangkan dilain pihak kebanyakan para da’I,ustadz, tuan guru, kiayi dan tukang khotbah
ternyata juga miskin pengetahuannya akan as-Sunnah.
Masyarakat menganggap bahwa kebanyakan mereka-mereka yang diikuti baik para da’ i, ustadz, tuan guru, kiayi, ulama dan tukang khotbah sudah mumpuni keilmuannya, namun ternyata mereka lebih memilih menggunakan hadits-hadits dha’if dan mau’dhu. Bahkan lebih mengedepankan pendapat bertdasarkan akal pikiran serta hawa nafsu. Semua itu tidak lain disebabkan miskinnya mereka akan ilmu mengenai as-Sunah. Parahnya lagi mereka tidak menyadari akan hal tersebut sehingga tidak b erupaya untuk melakukan perbaikan diri.

Miskinnya pengetahuan masyarakat secara luas hanya dapat diatasi dengan kemauan mereka untuk kembali belajar menuntut ilmu yang syar’I melalui peningkatan pengetahuan baik melalui kegiatan i majelis ta’lim yang diselenggarakan kelompok-kelompok pengajian yang berpatokan kepada manhaj para sahabat dan salafus shalih.
Bukan majelis ta’lim yang lebih banyak berbicara tentang tasyawwuf.
Wallaahu ta’ala ‘alam.

Diambil dari berbagai sumber yang shahih.

( BY: Musni Japrie )

Minggu, 21 Agustus 2011

KUBERSIMPUH




Ya Allah,tenggelamkan aku dalam Cinta-Mu,
hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpa-Mu...
Ya Allah,anugerahilah aku setetes Cinta,
agar aku bisa mencintai-Mu dengan Cinta yang sesungguhnya...
Ya Allah limpahilah aku sekeranjang Rindu,
biar aku dapat mencumbu-Mu dengan seluruh jiwaku...

( Nunk Cahaya Blog )

MENGIKUTI JEJAK RASUL



BY : Musni Japrie
Terpahat di dinding kalbu setiap insan mu’min
Ungkapan kata sang pemberi teladan
Kuwariskan dua pusaka tak ternilai
Kitabullah dan as-sunnah
Tali pengikat agar kalian tidak salah memilih
Jalan menuju akhlakul karimah
Apabila kalian saling terpecah
Kembalilah kepadanya
Kitabullah kalamullah
As-sunnah jalan hidupnya Rasul

Di padang arafah
Di haji perpisahan
Rasul pilihan pemimpin umat
Dibisiki pesan : ‘Telah sempurna agama ini “
Lengkaplah sudah syari’at
Jauhkan perkataan ulama yang menyalahi kitabullah dan as-sunnah
Jadilah insan yang berpegang teguh pada jejak Rasulullah

Empat belas abad silam Rasul pilihan berpesan
janganlah membuat yang baru dalam agama
Hal-hal yang baru dalam agama tertolak dan sesat
Sesat itu tempatnya di neraka
Pegang teguhlah sunnahnya Rasul dan sunnahnya para sahabat
Gigit dengan geraham kalian.

Berjalanlah di jejak yang Rasul gariskan
Warisan sahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in
Diriwayatkan ulama salafus shalihin
Sunyi dari bid’ah

Jalan Jakarta, BB-12 Romadhan 1432

CINTAKU ENGKAU SEGALA-GALA NYA


By : Musni Japrie

Cintaku Engkaulah segala-galanya
Aku reguk habis nikmat tak terhitung dari-Mu
Engkau hamparkan apa yang aku minta
Engkau berikan kehangatan cinta dengan siraman mentari pagi
Engkau buai aku dengan selimut malam dalam tidurku
Engkau lukis keindahan rembang petang dengan untaian pelangi
Tetapi semuanya terabaikan dariku
Lirikan rindu dunia dan lambaian tangan-tangan nafsu berahi
Kemilau gemerlap harta dan nyanyian bisikan syaitan
Membuat aku tergoda dan jatuh terlena dibuai mimpi fatomargana
Aku berlari meninggalkan cinta-Mu
Mengejar cinta dengan janji-janji kosong
Melalaikan aku dari cinta-Mu
Aku telah berbagi cinta dengan selain Engkau

Wahai yang Maha Segala-galanya
Engkau tak pernah tinggalkan aku dari cinta-Mu
Engkau bisikkan kembali rindu-Mu
Terbangun aku dari tidur dan mimpi yang melalaikan
Wahai yang mempunyai rindu
Hidupkan kembali lentera hati yang telah memadam
Rangkul aku kembali dalam hariban-Mu
Bangkitkan gairahku untuk bercinta dengan-Mu
Gelitiklah kalbuku dengan rindu kepada-Mu
Dalam fajar, siang, rembang petang, temaram senja dan gelapnya malam
Utuhkan cintaku hanya untuk-Mu
Tolonglah aku untuk tidak lalai dari-Mu wahai yang kucinta.

Tepian Mahakam, media Agustus 2011

DUHAI ALLAH



Mungkin aku memang harus mati dalam rindu yahng tak pernah terungkapkan...
Tapi aku hanya ingin mati dalam perasaan cinta ygn terdalam kepada-Mu...
Jangan biarkan aku sedetikpun berpaling dari-MU...
Karena aku akan mati dalam penyesalan yang teramat sangat...
Wahai Pembolak-balik Hati...
Jika memang hati ini milik-Mu sepenuhnya...
Aku mohon dengan sangat...
Isilah ruang-ruang yang hampa dengan segala kekaguman dan penghambaaanku pada-Mu...
Dan ketika aku jatuh cinta...
Pilihkan aku lelaki teristimewa yang membuatku semakin rindu pada-MU...
Yang membuatku semakin sering memuji keagungan-Mu...
Karena aku mencintainya...
Hanya karena-MU...
Duhai Robbi penguasa hati...
Percayalah...
kau menempati hampir seluruh ruang sukmaku...
Hanya ada secuil ruang yang kubiarkan kosong...
Itupun singgasana bagi pria pilihan-Mu...
Allah Robbi..
Sang Penyemai benih-benih cinta...
Ketika aku jatuh cinta...
Tanamlah ruangan tadi dengan bibit terbaik yang pernah Engkau semaikan...
Agar tumbuh cinta abadi yang sepenuhnya menuju pada cinta kami untuk-Mu...
Hindarkanlah aku dari kejamnya cinta dan tersiksanya merindu kecuali pada-Mu...
Duhai Allah...
Ketika aku kalah..
dan ketika aku patah...
Balutlah hatiku yang terbelah...
Juga terpisah-pisah...
Karena aku ingin mencintai-Mu sepenuhnya...
Baik saat aku mencinta...
Ataupun saat aku kalah...

" SADARLAH ENGKAU DIRI "



By : Musni Japrie

Wahai diri…….
Tahukah engkau bahwa sejak awal bagimu telah ditetapkan segalanya
Berapa lama engkau berjalan diatas hamparan bumi
Berapa lama engkau bernaung di bawah langit
Semuanya telah dituliskan, engkau hanya menjalaninya tanpa bisa ditawar-tawar

Tahukah engkau wahai diri
Hidupmu diantara dua tangis
Tangis saat engkau melihat dunia
Dan tangis saudaramu ketika engkau menuju liang lahat
Apa yang engkau telah lakukan diantara dua tangis itu ?
Apakah engkau pernah menangisi dirimu sendiri ?
Tahukah engkau bahwa perjalanmu diantara dua tangis itu cepat berlalu
Sudahkah kau berbekal untuk perjalanan panjang ?
Atau engkau lupa segalanya karena terpukau gemerlap dunia
Engkau terlalaikan oleh buaian nafsu dan syahwat

Wahai diri…..
Tangisilah dirimu sebelum engkau akan menangis berkepanjangan nanti
Sanggupkah engkau menahan siksa dan derita tiada henti
Jejak perjalananmu dicatat tak henti oleh dua malaikat
Rekaman yang kelak tidak dapat engkau pungkiri
Engkau akan mendapatkan ganjaran walaupun hanya sebiji zarah
Engkau sendiri yang memilih diantara dua pilihan
Melihat wajah Allah yang engkau rindukan
Atau engkau lebih suka derita dalam panasnya neraka
Sadarlah engkau wahai diri

KUINGAT ENGKAU CINTAKU



K a r y a : Musni Japrie

Dikeheningan ujung malam sepi
Kutinggalkan ranjang malam yang penuh gairah
Kubasuh jiwa dengan air sejuk menyegarkan
Aku sambut Kekasih yang turun kelangit dunia
Sujud pasrah dalam tahajud aku ingat Engkau
Aku menyebut nama-Mu cintaku
Ketika fajar menguning dikaki langit timur, aku bersujud dalam sholat subuh hanya untuk mengingat –Mu
Ketika embun pagi menggantung di ranting pepohonan dan ketika matahari sepenggalah tiada yang ku ingat selain Engkau cintaku
Aku bersujud dalam diwaktu dhuha
Kusebut lagi nama-Mu dalam zhuhur ketika matahari tergelincir,karena aku cinta Engkau cintaku.
Ketika bayang-bayang telah memanjang
Matahari condong kebarat
Aku basuh mukaku untuk bersujud dalam ashar
Ketika senja temaram tiba, warna langit merah tembaga
Suara azan telah menggema
Kuhamparkan sujud dalam waktu magrib untuk mengingat-Mu semata wahai cinta-ku
Gelap malam menghapus cahaya senja
Bintang dilangit juardi berkelip
Kupasrahkan diriku dalam bersujud di waktu isya
Tiada waktu tanpa mengingat-Mu cintaku
Tiada waktu tanpa menyebut nama-Mu
Tanpa henti mengharap ridho-Mu
Engkaulah segalanya bagiku
Engkaulah yang Maha Mendengar pintaku
Tolonglah aku wahai Cintaku untuk menggapai cinta-Mu.

Ba’da ashar, awal romadhan 1432 h

AL-MAJIID (YANG MAHA MULIA )



Bagi-Nya pujian yang agung
Seluruh sifat-Nya sangat agung kedudukannya
Dia Yang Maha Mulia dan terpuji karena Dia-lah yang Maha Mengetahui
Yang sempurna ilmu-Nya
Dia-lah yang Maha Mulia dan Terpuji karena Dia Yang Maha Penyayang
Rahmat-Nya meliputi segala sesuatu
Dia Yang Maha Mulia dan terpuji karena Dia Al-Qadir Yang Maha Kuasa
Tidak ada sesuatu pun yang dapat melemahkan –Nya
Dia Yang Maha Mulia karena Dia adalah Al-Haliim Yang Maha Penyantun
Yang sempurna dalam penyantunan-Nya
Dia Yang Maha Mulia karena Dia adalah Al-Hakiim Yang Maha Bijaksana
Yang sempuna dalam kebijaksanaan-Nya
Dia Yang Maha Mulia karena tidak ada sedikitpun kekurangan sifat-sifat-Nya

( Sumber : Syarah ASMA’-UL HUSNA oleh DR. Said bin “ali bin Wahf al-Qahthani )

AKU RINDU WAJAH-MU


Saat tawa hilang diserang seribu bayang
Senyum jadi seolah membeku termangu pilu
Matahari tak lagi bersinar, begitu pun bulan bintang
Hembusan angin itu terhenti di tengah
detak nyawa mereka.
Dan aku takut.
Aku takut aku lupa namaMu
Seperti pada saat kuterbuai kesenangan
seperti saat rizkiMu menyentuhku
dan aku hampir melupakanMu
Aku tak mau lagi berpaling dariMu
walau sekejap mata.
Karena Kau pun tak pernah
berpaling dariku,meski bibir ini
tak mengucap kata syukur satupun
Aku sadar.
Bahwa di setiap sepi yang menghantui
Selalu ada diriMu yang setia menemani
Selalu ada suruhanMu yang menjagaku
di sisi kiri dan kanan
Rasa takut pun terhapus hilang
saat kuucap lagi namaMu yang begitu indahnya
Begitu suci, dan di setiap hurufnya
bagai tersusun dari 1000 intan dan mutiara
Aku rindu wajahMu, Ya Khalik
Aku ingin bersandar lagi di pangkuanMu
'Kan kubersihkan setiap karat
yang melekat erat di dadaku
'Kan kucuci lidah kotor ini
dan menggantinya dengan senandung ayat-ayat suciMu
Ya Rabb,namaMu akan terus bersemayam di hati
Dan ku takkan bosan
Allah Allah Allah ...
Bogor, 17 feb-08

AKU KETUK PINTU-MU



By : Musni Japrie


Tuhan………
Tertatih-tatih hamba datang mengetuk pintu-Mu
Terseok lelah membawa membawa beban tak perpikulkan
Setumpuk dosa segunung maksiat
Yang hamba kumpulkan dalam perjalanan ini

Tuhan……….
Hamba yang daif ini bergelimang lumpur hitam dunia
Berjalan dengan kesombongan diri
Mempertontonkan kepada manusia rasa ujub diri hamba
Bersemayam dalam kalbu penyakit jiwa hasad,iri dan dengki

Tuhan………
Hamba datang didepan pintu-Mu
Teteskan dalam sanubari hamba embun belas kasih-Mu
Berilah lentera di kalbu hamba penerang ke jalan-Mu
Rangkullah hamba dengan ampunan dan maaf-Mu

Tuhan………..
Mentari telah lama berangkat menuju rembang petang
Desahan nafas tersentak-sentak
Terimalah permohan ampun hamba
Selagi matahari masih diufuk timur
Curahkanlah magfirah-Mu

Di Ujung Kampung , Pertengahan Ramadan 1432 H

AKHIR SEBUAH PERJALANAN




Terpuruk, jasadku terlempar
Di luas padang mahsyar diriku terkapar
Meraung memohon diri bernaung
Merangkak, menggapai awan berarak

Namun neraca telah menimbang dengan sempurna
Sekalipun sebesar biji zarah amal terupaya
Luruhlah perjuangan sepi kini
Terganjal sesal tanpa tepi
Dimanakah kesempatan kedua terberikan
Adakah harta dunia sebagai pertolongan

Pasrah!
Hanya rintihan panjang tanpa akhir
Seribu cambukan, sejuta siksaan
Menyusul deru kemalangan
Belas kasih telah sampai titik batas
Meski naas tersekat di ujung nafas
Namun azabNya telah siap membalas

Kenapa janji dulu teringkari
Kenapa kewajiban dulu terabai
Sesal tak lagi sebuah bekal
Ternyata dahaga dunia adalah ketololan
Membuangku jauh dari segala kesalihan
( by: Asmaul-Azizah)

" WAHAI DIRI "


By : Musni Japrie

Celakah engkau wahai diri
Bila engkau tidak sadar bahwa rembang petang semakin mendekat
Temaram senja akan menjelang
Sisa hari-hari mu semakin sedikit
Engkau masih asyik dengan senda gurau dan gelak tawa
Bermain dalam panggung sandiwara dunia yang gemerlapan
Melalaikan engkau dari perjalanan panjang dalam keabadian

Celakalah engkau wahai diri
Engkau abaikan tanda-tanda zaman
Rambut hitam legam telah memutih
Ketampanan dan kecantikan memudar
Kulit-kulit tubuh kering mengeriput
Utusan akan datang menjemput
Tidakkah kau bercermin banyak sudah yang diusung ke liang lahat

Celaka engkau wahai diri
Bila engkau tidak segera merubah arah kemudi
Jurang dalam di depanmu menanti
Bila air matamu tidak menetes untuk penyesalan
Kelak engkau akan menangis berkepanjangan
Tak akan kuat tubuhmu kelak menanggung siksa
Jangan kau turutkan ajakan hawa nafsu
Mendapatkan nikmat sesaat
Namun penyesalan tak henti berkepanjangan

Wahai diri……
Bersegeralah membasuh dirimu dengan air taubat
Bersungkurlah dihadapan Khalikmu
Sesungguhnya hanya taubat yang menyelamatkanmu
Rabb yang pengampun menerima taubat setiap insan
Sebelum ajal menjemput

Jln.Jakarta BB-12, minggu ke III Ramadhan 1432

AL-AZHIIM ( YANG MAHA AGUNG )



Allah Yang Maha Agung
Milik-Nya semua sifat dan makna yang mengharuskan keagungan-Nya
Tidak ada yang bisa memuji-Nya sebagaimana mestinya
Tidak ada yang mampu menghabiskan pujian kepada-Nya
Dia memuji diri-Nya melebihi segala pujian dari hamba-Nya
Dia bersifat dengan segala sifat kesempurnaan
Milik-Nya kesempurnaan yang paling sempurna
Tidak ada seorang makhluk pun yang berhak dibesarkan
Sebagaimana Dia dibesarkan
Hak Dia untuk dibesarkan semua hamba
Setiap hamba bersungguh-sungguh mengenal-Nya
Mencintai-Nya dan menghinakan diri dihadapan-Nya
Setiap hamba bersifat lemah dihadapan- Nya
Tunduk bagi kebesaran-Nya dan takut kepada-Nya
Dengan lisan memuji-Nya
Bersyukur dengan anggota tubuh dan beribadah kepada-Nya
Dia ditakuti karena kebesaran-Nya dengan sebenar-benar takwa
Dia ditaati, tidak didurhakai
Diingat dan tidak dilupakan
Disyukuri tidak dikufuri
Meninggalkan yang diharamkan-Nya
Mengamalkan yang disyari’atkan-Nya
( Sumber: Kitab syarah Asma’ul Husna oleh Dr.Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahthani )

AL-WAHHAB



Allah Subbhanaa wa ta’ala yang Maha Pemberi Karunia-Nya yang Agung
Maha Pemberi segala nikmat –nya
Maha melimpahkan pemberian-Nya kepada para hamba-Nya
Betapa Banyak , betapa luas dan betapa beragam anugerah serta pemberian-Nya

Ditangan-Nya lah perbendaharaan segala sesuatu
Kerajaan langit dan bumi serta keberlangsungan segala urusan
Dia Maha mengatur segala sesuatu sesuai dengan kehendaknya
Apa yang Dia kehendaki pasti terjadi
Dan apa yang tidak Dia kehendaki pasti tidak akan terjadi

Dia akan memberi siapa yang dikehendaki
Dan tidak memberi kepada yang Dia kehendaki
Tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Dia berikan
Dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Dia berikan

Allah aja wajjala menganugerahkan apa saja yang Dia kehendaki
Kepada siapa saja yang Dia kehendaki.
Karunia serta anugerahnya terus berlanjut tanpa putus
Allah mencurahkan pemberian-Nya sebelum diminta
Pemberiannya sejak makhluk dalam kandungan hingga ajal tiba.

Kasih sayang adalah rahmat anugerah-Nya
Siapa-siapa mendapatkan rahmat-Nya niscaya akan memperoleh
Kebahagian di dunia dan diakhirat.

Samarinda, 12 Romadhan 1432
(Kutipan dari Majalah As-Sunnah Noi.04-05 tahun xv

Sabtu, 20 Agustus 2011

A N A K K U



By : Musni Japrie

Anakku kalian buah cinta
Titipan dari sang Pencipta
Nikmat tak terkira kalian terlahir dalam islam
Kalian kertas putih yang diatasnya dilukiskan iman
Bukan majusi, yahudi atau Nasrani
Kalian akan menghalangi jalan kami kesurga
Bila tidak menyalakan cahaya imam di hati kalian

Anakku……..
Jagalah Sang Khalik
Niscaya Dia akan menjagamu
Dia telah penuhi hak-hak kalian
Penuhilah hak-hak-Nya oleh kalian
Ta’ati Dia, jangan kalian durhakai Dia
Syukuri Dia tapi jangan kalian kufuri
Amalkan syari’atnya dan jangan kau abaikan perintah-Nya
Jangan kau coba kau dekati Larangan-Nya, jauhi sejauh-jauhnya
Takutlah kalian kepada-Nya
Jangan kalian sombong, karena kalian berjalan diatas bumi-Nya

Anakku kalian buah cinta
Jadilah kalian menjadi perindu Wajah-Nya
Rendahkan diri kalian di hadapan-Nya
Sujudlah kalian ditelapak kaki-Nya
Kalian adalah hamba-hamba-N ya yang duafa
Telusuri jalan-Nya
Jangan ikuti jalannya syaitan
Abaikan ajakan hawa nafsu
Karena hawa nafsu berselaputkan kenikmatan yang menipu
Jalan kepada-Nya terselubung kepahitan
Syaitan dengan sekutunya menjadikan dosa semanis gula, seindah pelangi
Cinta dibuatnya pahit, sepahit empedu
Neraka dihiasinya dengan kenikmatan
Surga dihiasinya dengan derita
Janganlah kalian tertipu olehnya

Tepian Mahakam, 21 Ramadhan 1432 H