Sebagai
lajutan pembicaraan tentang membudayakan agama islam dalam
kehidupan sehari-hari bagi umat islam
di bagian ke 3 tersebut diatas, maka dibawah ini dikemukan pula
bagaimana langkah-langkah pembudayaan tersebut :
4. Dilakukan secara bertahap
Membiasakan diri menjadikan tuntunan
agama dalam kebiasaan sehari-hari, tentunya tidaklah mudah terutama bagi para
pemula, karena ada beberapa amalan yang harus dihafal seperti berbagai dzikir
dan doa untuk berbagai kepentingan, sehingga memerlukan waktu yang lama sampai
berminggu-minggu, berbulan-bulan bahkan bertahun tahun, karena untuk itu
memerlukan ingatan yang kuat.
Sejalan dengan itu membudayakan
berbagai amalan syari’at itu seyogyanya dilakukan secara bertahap tidak sekali
gus agar tidak memberatkan . Agama islam itu mudah dan tidak memberatkan
umatnya
صحيح البخاري ٣٨: حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ
بْنُ مُطَهَّرٍ قَالَ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ مَعْنِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْغِفَارِيِّ
عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ
فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ
وَشَيْءٍ مِنْ الدُّلْجَةِ
Shahih
Bukhari 38: dari Abu Hurairah bahwa Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya agama itu mudah, dan
tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat
dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan
berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al Ghadwah (berangkat di awal
pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah
((berangkat di waktu malam) ".
Janganlah memberat-beratkan diri
dengan mengamalkan apa yang disyari’kan oleh agama, lakukanlah berdasarkan
kemampuan. Namun bukan berarti mencari atau mengerjakan hal-hal yang gampang
saja.
5.Dijadikan sebagai kebutuhan hidup
Untuk membiasakan hidup selalu dalam suasana keberagamaan ( islam) maka
setiap muslim harus merasakan dalam dirinya bahwa hidupnya senantiasa
bergantung kepada kepada Allah ta’ala sehingga melahirkan sikap bahwa agama itu
adalah kebutuhan hidup,bukan sebagai kewajiban yang menjadi beban bagi dirinya.
Karena apabila syari’at agama dirasakan sebagai kewajiban maka dalam
pelaksanaannya hanya dianggap sekedar menunaikan saja.
Beraneka ragam kebutuhan hidup
setiap manusia baik yang bersifat primer/utama seperti kebutuhan yang meliputi
pangan, sandang, papan dll maupun kebutuhan yang bersifat sekunder. Apabila
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka manusia berusaha sekuat tenaga untuk
memenuhinya. Demikian pula halnya apabila menganggap agama sebagai kebutuhan
hidup maka apabila tidak ditunaikan akan terasa adanya kekurangan sehingga
diusahakannlah agar dipenuhi. Karenanya dengan dijadikannya agama sebagai
kebutuhan, maka seseorang yang telah terbiasa melakukan kebiasaan agamanya
kemudian suatu ketika meninggalkan salah satu dari syari’at itu ia merasakan
ada sesuatu kekurangan dalam dirinya serta
akan berusaha memenuhi/menutupinya kekurangan tersebut.
Sebagai contoh apabila akan tidur
sesuai dengan sunnah seseorang diperintahkan berwudhu terlebih dahulu. Karena
telah terbiasa berwudhu dan itu merupakan
kebutuhan yang harus dilakukan sebelum tidur, setiap orang dipastikan akan
berwudhu terlebih dahulu.
Menjadikan syari’at agama sebagai
sebuah kebutuhan yang harus dilakukan oleh setiap muslim maka insya Allah akan
terbiasalah baginya hidup senantiasa selalu menjalan kan agamanya dengan baik.
6. Berpegang teguh kepada
al-Qur’an dan as-Sunnah Rasul
Syari’at islam yang didasarkan
kepada al-Qur’an dan as-Sunnah menuntun segenap kaum muslimin untuk
melaksanakan ketentuan agamanya agar tidak salah jalan. Setiap muslim wajib
berpegang teguh kepada ketentuan yang ada dalam al-Qur’an dan as-Sunnah .
Sesuai dengan hadits Rasullullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana
disebutkan oleh Imam An-Nawawi’ dalam kitab Arba’in yang mengemukan bab yang
berjudul: Berpegang Kepada Sunnah Rasulullah Dan Khulafaur Rasyidin
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ
بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه
وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ،
فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا،
قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ
وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى
اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ
وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ [رَوَاه داود
والترمذي وقال : حديث حسن صحيح]
Abu
Najih, Al 'Irbad bin Sariyah"Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami
dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata
bercucuran". kami bertanya ,"Wahai Rasulullah, nasihat itu
seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka
berilah kami wasiat" Rasulullah bersabda, "Saya
memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Tinggi lagi
Maha Mulia, tetap mendengar dan ta'at walaupun yang memerintahmu seorang hamba
sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup niscaya
bakal menyaksikan banyak perselisihan. karena itu berpegang teguhlah kepada
sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan
berpeganglah kamu dengan kepada sunnah-sunnah itu dengan kuat. Dan jauhilah
olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid'ah itu sesat."
Selain itu ada pula hadits yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih
صحيح مسلم ١٥: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
يَحْيَى التَّمِيمِيُّ أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ ح و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ مُوسَى
بْنِ طَلْحَةَ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ قَالَ
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ أَعْمَلُهُ يُدْنِينِي مِنْ
الْجَنَّةِ وَيُبَاعِدُنِي مِنْ النَّارِ قَالَ تَعْبُدُ اللَّهَ لَا تُشْرِكُ بِهِ
شَيْئًا وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ وَتَصِلُ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا
أَدْبَرَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ تَمَسَّكَ
بِمَا أُمِرَ بِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
وَفِي رِوَايَةِ ابْنِ أَبِي شَيْبَةَ
إِنْ تَمَسَّكَ بِهِ
Shahih Muslim 15: dari Abu Ayyub dia berkata, "Seorang
laki-laki mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, seraya bertanya,
'Tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang mendekatkanku dari surga dan
menjauhkanku dari neraka? ' Beliau menjawab: 'Kamu menyembah Allah, tidak
mensyirikkan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
menyambung silaturrahim dengan keluarga." Ketika dia pamit maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika dia berpegang teguh pada sesuatu yang
diperintahkan kepadanya niscaya dia masuk surga'." Dan dalam suatu
riwayat Ibnu Abu Syaibah, "Jika dia
berpegang teguh dengannya."
Imam Muslim meriwayatkan sebuah
hadits shahih sebagai berikut :
صحيح مسلم ٣٢٣٦: حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ
حَرْبٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَرْضَى لَكُمْ ثَلَاثًا وَيَكْرَهُ لَكُمْ ثَلَاثًا
فَيَرْضَى لَكُمْ أَنْ تَعْبُدُوهُ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَأَنْ تَعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَيَكْرَهُ لَكُمْ قِيلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ
السُّؤَالِ وَإِضَاعَةِ الْمَالِ
و حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ
أَخْبَرَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ سُهَيْلٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ غَيْرَ أَنَّهُ
قَالَ وَيَسْخَطُ لَكُمْ ثَلَاثًا وَلَمْ يَذْكُرْ وَلَا تَفَرَّقُوا
Shahih Muslim 3236: dari Abu Hurairah dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya
Allah menyukai bagimu tiga perkara dan membenci tiga perkara; Dia menyukai
kalian supaya beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun, kalian
berpegang teguh dengan agama-Nya dan tidak berpecah belah. Dan Allah
membenci kalian dari mengatakan sesuatu yang tidak jelas sumbernya, banyak
bertanya dan menyia-nyiakan harta." Dan telah menceritakan kepada kami
Syaiban bin Farruh telah mengabarkan kepada kami Abu 'Awanah dari Suhail dengan
isnad seperti ini, namun dia berkata, 'Dan dia murka terhadap tiga perkara dari
kalian', dan tidak menyebutkan, 'dan janganlah kalian berpecah belah'."
سنن أبي داوود ٣٩٩١: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ
بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ثَوْرُ بْنُ يَزِيدَ
قَالَ حَدَّثَنِي خَالِدُ بْنُ مَعْدَانَ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ
عَمْرٍو السُّلَمِيُّ وَحُجْرُ بْنُ حُجْرٍ قَالَا
أَتَيْنَا الْعِرْبَاضَ بْنَ سَارِيَةَ
وَهُوَ مِمَّنْ نَزَلَ فِيهِ
{ وَلَا عَلَى الَّذِينَ إِذَا مَا أَتَوْكَ
لِتَحْمِلَهُمْ قُلْتَ لَا أَجِدُ مَا أَحْمِلُكُمْ عَلَيْهِ }
فَسَلَّمْنَا وَقُلْنَا أَتَيْنَاكَ زَائِرِينَ
وَعَائِدِينَ وَمُقْتَبِسِينَ فَقَالَ الْعِرْبَاضُ صَلَّى بِنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا فَوَعَظَنَا مَوْعِظَةً
بَلِيغَةً ذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُونُ وَوَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ فَقَالَ قَائِلٌ
يَا رَسُولَ اللَّهِ كَأَنَّ هَذِهِ مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ فَمَاذَا تَعْهَدُ إِلَيْنَا
فَقَالَ أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ
بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا
وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ
كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Sunan Abu Daud 3991: 'Abdurrahman bin Amru As Sulami dan Hujr bin
Hujr keduanya berkata, "Kami mendatangi Irbadh bin Sariyah, dan ia adalah
termasuk seseorang yang turun kepadanya ayat: '(dan tiada (pula dosa) atas
orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, suapaya kami memberi mereka kendaraan,
lalu kamu berkata, "Aku tidak memperoleh kendaraan orang yang membawamu) '
-Qs. At Taubah: 92- kami mengucapkan salam kepadanya dan berkata, "Kami
datang kepadamu untuk ziarah, duduk-duduk mendengar sesuatu yang berharga
darimu." Irbadh berkata, "Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam shalat bersama kami, beliau lantas menghadap ke arah kami dan
memberikan sebuah nasihat yang sangat menyentuh yang membuat mata menangis dan
hati bergetar. Lalu seseorang berkata, "Wahai Rasulullah, seakan-akan ini
adalah nasihat untuk perpisahan! Lalu apa yang engkau washiatkan kepada
kami?" Beliau mengatakan: "Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa
kepada Allah, senantiasa taat dan mendengar meskipun yang memerintah adalah
seorang budak habsyi yang hitam. Sesungguhnya orang-orang yang hidup setelahku
akan melihat perselisihan yang banyak. Maka,
hendaklah kalian berpegang dengan sunahku, sunah para khalifah yang lurus dan
mendapat petunjuk, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi
geraham. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru (dalam urusan agama),
sebab setiap perkara yang baru adalah bid'ah dan setaip bid'ah adalah sesat.
Jangan
biasakan untuk melakukan amalan-amalan yang tidak didasari kepada petunjuk
al-Qur’an dan as-Sunnah, karena perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang
dilarang dan harus ditinggalkan.Perbuatan tersebut adalah sia-sia dan
membuahkan dosa. Banyak sekali ibadah-ibadah lain yang dapat dilakukan
berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah.Wallahu ta’ala ‘alam.
Tepian Mahakam, 17 Syawal 1437 H
By : Abu Farabi al-Banjari
Sumber :
Ensiklopedi Kitab Hadits 9 Imam , www.Lidwapusaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar